bab 241
Bab 241
Ini adalah kesempatan Elliot untuk memulai percakapan mendalam dengan Avery.
"Shea dan aku ..."
Dia mulai berbicara, tetapi foto layar ponsel Avery menarik perhatiannya.
"Siapa pria ini?"
Dia tampak sedikit akrab.
Elliot melihat foto itu lagi dan lagi.
Dia yakin telah melihat pria itu sebelumnya, tetapi tidak dapat mengingat apa pun tentangnya.
Avery mengambil kembali ponselnya.
"Kamu nggak berubah sama sekali. Kamu masih sama aja suka mengontrol. Apa ini masalah umum yang dihadapi orang tua?"
Dia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya, lalu berkata dengan nada mengejek, "Dia seorang selebriti yang aku ikuti baru-baru ini. Dia tampan, kan? Bukan cuma itu, dia juga masih sangat muda. Aku baru-baru ini suka pria kayak gini."
Elliot menggertakkan giginya karena marah.
Apa dia memanggilnya tua?
Dia berencana untuk melakukan percakapan yang tepat dengannya, tetapi sepertinya tidak perlu untuk itu!
Lagi pula, dia tidak tertarik pada pria tua dan hanya menyukai pria muda!
"Apa yang mau kamu bilang denganku barusan?" tanya Avery.
Kemarahaan di wajah Elliot menghiburnya.
"Bukan apa-apa!" Elliot membentak dengan dingin. "Makan aja!"
Ini adalah makan siang yang sangat tidak menyenangkan.
Sementara Elliot membayar, Avery pergi bersama Hayden.
Di rumah sakit, air mata Zoe keluar dari matanya sekali lagi saat dia melihat hasil tesnya.
Sepanjang pagi terasa seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir.
Hal terburuk tentang itu adalah, bangun dan menyadari mimpi buruk itu nyata!
Dia hamil anak Cole Foster!
Saat dia berjalan keluar dari rumah sakit, Zoe mulai memikirkan ide-ide.
Pasti ada jalan keluar dari ini!
Kehidupan telah menutup pintu di hadapannya, tetapi itu pasti membuka jendela kesempatan baginya di suatu tempat.
Selama tidak ada yang tahu bahwa anak itu milik Cole, semuanya tidak seburuk kelihatannya.
Selain itu, Elliot bergantung padanya untuk mengobati penyakit Shea.
Tidak peduli seberapa buruk hal-hal yang terjadi padanya, dia tidak akan lebih buruk daripada Avery.
Emosinya menjadi tenang dengan pemikiran itu.
Begitu Zoe kembali ke rumah, dia berbaring di tempat tidur.
Dia mengalami sakit kepala yang berdenyut-denyut, tetapi tidak bisa tertidur, dan tidak peduli seberapa erat ia menutup matanya.
Setengah jam kemudian, dia menelepon Cole.
"Aku perlu cari cara untuk tidur dengan Elliot." Kata Zoe, mengungkapkan rencananya kepada Cole. "Dengan begitu, aku bisa bilang ini anak dia."
Cole tercengang dan dipenuhi dengan kegelisahan.
"Bukan nggak mungkin ... namun, kalau paman aku bersikeras melakukan tes DNA setelah bayinya lahir, bukannya penyamaran kita akan terbongkar?"
"Aku punya rencana! Kamu cuma perlu lakuin apa yang aku bilang!"
"Oke! Aku nggak akan bilang apa-apa lagi. Aku akan dengar apa pun yang kamu bilang." Cole menyerah karena takut mengatakan terlalu banyak. "Gimana kamu punya rencana buat paman ku tidur bareng kamu? Dia, kan susah."
"Apa aku akan telepon kamu, jika aku punya ide?!" bentak Zoe. "Cepat dan lakuin sesuatu! Kalau nggak, paman kamu pasti akan tahu anak itu milikku!"
"Aku cari!" Cole merengek. "Aku akan segera pikirin sesuatu."Exclusive © content by N(ô)ve/l/Drama.Org.
****
Sore itu, Avery mendapat telepon dari Tammy.
"Avery, aku dengar dari Mike sebelumnya tentang pesta ulang tahun kamu."
Avery memijat pelipisnya dan berkata, "Idiot itu lakuin ini tanpa kasih tahu aku lagi!"
Tammy tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Kurasa Mike cuma mau bersenang-senang dan pakai hari ulang tahun kamu sebagai alasan untuk adain pesta."
"Kurasa begitu ... apa dia telepon kamu lebih awal?"
"Iya! Aku pasti akan ke sana akhir pekan ini. Apa kamu undang Elliot kali ini? Dia cukup kesal waktu dia nggak dapat undangan ke pesta kamu beberapa hari yang lalu." Kata Tammy. "Dia bahkan pesan aula yang lebih kecil di sebelah kamu. Kekanak-kanakan sekali!"
Avery memegangi kepalanya dan berkata, "Aku baru aja bertengkar sama dia. Dia mungkin nggak mau datang ke pesta lagi."
"Kenapa kamu bertengkar lagi?"
"Ceritanya panjang."
"Begitu. Apa aku harus minta Jun untuk tanya sama Elliot? Kalau dia mau pergi, maka kamu bisa undang dia." Kata Tammy, lalu terkekeh dan menambahkan, "Aku dengar kamu terima hadiahnya. Apa bisa kamu benar-benar nggak mengundangnya setelah melakukan itu?"